Kamis, 13 Oktober 2011

Transportasi dan Industri

Transportasi Udara

Bandara Kota Malang yang dikenal dengan Bandara Abdul Rachman Saleh mulai berkembang sejak Lumpur Lapindo menghambat perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya bandara ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk event-event tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan lintasan yang panjang. Saat ini ada 6 penerbangan Malang-Jakarta (vice versa) setiap hari dilayani oleh Sriwijaya Air (3 penerbangan), Batavia Air (1 penerbangan) dan Garuda Indonesia (2 penerbangan).

Trasportasi Darat

Kota Malang dilalui jalur kereta api Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono. Kereta api harian kelas ekonomi (Penataran) melayani jalur Surabaya-Malang via Bangil. Selain itu juga terdapat kereta api Gajayana (eksekutif) jurusan Malang-Jakarta, kereta api Malabar (eksekutif-bisnis-ekonomi) jurusan Malang-Bandung, kereta api Tawang Alun (ekonomi) jurusan Malang-Banyuwangi serta Matarmaja (ekonomi) juga dengan jurusan Malang-Jakarta(Pasar Senen),Kereta api Tumapel (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya. Stasiun utama adalah Stasiun Malang (Kota Baru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya adalah Stasiun Malang Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing (+471 M).

Untuk jalur bus, Terminal Arjosari melayani rute ke seluruh jurusan kota-kota utama di pulau Jawa, Bali, NTB dan Sumatera baik kelas ekonomi maupun eksekutif. Terminal Gadang melayani rute Malang-Lumajang, Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan Terminal Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak kurang lebih 2 KM di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan Terminal Landungsari melayani rute Malang-Kediri, Malang-Jombang dan Malang-Tuban.

Adapun 2 sub terminal lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota Malang, tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah Mulyorejo Kecamatan Sukun.

Kelima terminal ini terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkot). Sebagai contoh, Arjosari-Gadang (AG) (saat ini huruf G diganti dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Hamid Rusdi-Landungsari (HL), Arjosari-Landungsari (AL), dan lain sebagainya termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal. Terdapat sekitar 20 trayek angkot di Kota Malang dan 80% wilayah Kota Malang dilalui oleh ke-20 angkot tersebut.


Industri

Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat di Kota Malang sebagian disusun atas industri manufaktur padat karya.

Industri Manufaktur

  • Industri Rokok
  • Industri Tekstil & Garmen

Industri Kecil dan Mikro

  • Industri Tempe dan Keripik Tempe
  • Industri Makanan & Minuman
  • Industri Kerajinan Kaos Arema
  • Industri Kerajinan Sarung Bantal Dekorasi
  • Industri Kerajinan Rotan
  • Industri Kerajinan Mebel
  • Industri Kerajinan Topeng Malangan
  • Industri Kerajinan Lampion
  • Industri Kerajinan Patung & Taman
  • Industri Kerajinan Keramik & Gerabah
  • Industri Advertising dan Percetakan

Kompleks Industri Manufaktur & Sentra Industri Mikro

  • Kompleks Industri Karya Timur
  • Kompleks Industri Karanglo
  • Kompleks Industri Pandanwangi
  • Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
  • Sentra Industri Mebel Blimbing
  • Sentra Industri Rotan Arjosari
  • Sentra Industri Keramik Dinoyo
  • Sentra industri sarang burung
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar